Detail Berita

BPBD Lampung Selatan Gelar Uji Coba dan Verifikasi Lapangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dan Gempa Bumi di Empat Lokasi Prioritas

Pencegahan & Kesiapsiagaan
BPBD Lampung Selatan Gelar Uji Coba dan Verifikasi Lapangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dan Gempa Bumi
BPBD Lampung Selatan Gelar Uji Coba dan Verifikasi Lapangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dan Gempa Bumi

BPBD Lampung Selatan Gelar Uji Coba dan Verifikasi Lapangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dan Gempa Bumi di Empat Lokasi Prioritas


BPBD Lampung Selatan Gelar Uji Coba dan Verifikasi Lapangan Sirine Peringatan Dini Tsunami dan Gempa Bumi di Empat Lokasi Prioritas

LAMPUNG SELATAN – Memasuki periode puncak musim hujan yang kerap dikaitkan dengan peningkatan potensi bencana hidrometeorologi dan sebagai bentuk antisipasi terhadap ancaman gempa bumi tektonik, Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan, Maturidi, S.H., memimpin langsung kegiatan verifikasi lapangan dan uji coba operasional sirine peringatan tsunami dan gempa bumi. Kegiatan yang dilaksanakan secara intensif pada Rabu (17/12/2025) itu turut dihadiri oleh Sekretaris BPBD Lampung Selatan, Nanang Hadiyana, S.Kom., M.M., serta mengikutsertakan secara aktif kader-kader Desa Tangguh Bencana (DESTANA) dari masing-masing lokasi, menandakan komitmen penguatan sistem dari hulu ke hilir.

Pelaksanaan uji coba dilakukan secara maraton dari pagi hingga sore hari, menyasar empat titik prioritas yang masuk dalam peta rawan bencana daerah, yakni di Kecamatan Kalianda (titik pantau utama dekat pelabuhan), Banding Rajabasa (kawasan permukiman padat), Sukaraja Rajabasa (area dengan topografi berbukit), dan Way Muli Rajabasa (wilayah agraris dekat aliran sungai). Pemilihan lokasi-lokasi strategis tersebut tidak hanya didasarkan pada analisis kerentanan dan kepadatan penduduk, tetapi juga mempertimbangkan variasi medan untuk menguji akustik dan respons sistem dalam kondisi riil. "Kami sengaja memilih lokasi dengan karakter berbeda. Di daerah berbukit, kami uji apakah suaranya terdengar sampai ke lembah. Di daerah padat, kami pastikan bunyinya menembus kebisingan harian," ujar seorang teknisi BPBD di lokasi.

“Ini adalah agenda rutin triwulanan yang wajib kami jalankan dengan disiplin tinggi. Infrastruktur peringatan dini harus dalam keadaan prima setiap saat. Sirine adalah napas pertama dari sistem penyelamatan. Jika ia gagal berbunyi atau pesannya ambigu, maka seluruh rantai peringatan dini bisa patah, dan nyawa warga menjadi taruhannya,” tegas Maturidi dengan penuh kewibawaan saat mengamati dari titik kontrol di Kalianda. Ia menambahkan, integrasi sistem ini bersifat real-time dan dua arah, tidak hanya menerima peringatan dari BMKG dan InaTEWS pusat, tetapi juga memberikan umpan balik status perangkat.

Di lapangan, kegiatan berlangsung sangat teknis. Tim gabungan BPBD dan DESTANA membagi peran; teknisi BPBD fokus pada aspek hardware seperti pengukuran desibel, tegangan listrik, backup generator, dan stabilitas sinyal untuk kendali jarak jauh via aplikasi khusus. Sementara kader DESTANA bertugas melakukan ground check dengan berjalan menjauhi titik sirine sambil mendengarkan dan mencatat sejauh mana kejelasan bunyi dan pesan suara (jika ada) dapat tertangkap di titik-titik evakuasi sementara, seperti lapangan atau sekolah. “Suaranya jelas Pak, terdengar sampai ke ujung kampung. Tapi ada saran, mungkin di pos ronda bisa dipasang papan petunjuk evakuasi yang lebih besar,” lapor salah seorang kader DESTANA Sukaraja kepada tim.

Nanang Hadiyana, usai memantau simulasi, memaparkan bahwa uji coba kali ini lebih detail. “Kami melakukan tiga mode uji: full volume untuk kondisi darurat, intermittent untuk latihan, dan voice test untuk penyampaian pesan verbal. Selain itu, kami juga simulasikan kondisi power outage untuk memastikan baterai backup bertahan minimal 12 jam. Hasilnya, semua unit berfungsi, hanya ada delay 2 detik pada satu unit saat berpindah ke sumber baterai, yang akan kami troubleshoot,” jelasnya.

Pelibatan DESTANA, menurut Septa Perdina, S.H., M.M., adalah jantung dari program ini. “Mereka bukan hanya peserta, tetapi sebagai co-evaluator. Mereka yang paling tahu kondisi sosial dan fisik lingkungannya. Catatan mereka tentang titik blind spot suara atau akses menuju sirine sangat berharga untuk perbaikan kami. Minggu depan, mereka akan menggelar roadshow ke setiap RT/RW dengan materi sosialisasi yang sudah kami siapkan bersama, termasuk menggunakan rekaman bunyi sirine asli dari uji coba hari ini,” jelas Penelaah Teknis Kebijakan BPBD tersebut.

Hasil akhir kegiatan menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, keempat sirine dinyatakan operational ready. Beberapa temuan teknis yang memerlukan perbaikan segera, seperti kabel yang mulai mengelupas di satu unit akibat terik matahari dan delay pada sistem backup, telah masuk dalam daftar kerja mingguan unit teknis. BPBD Lampung Selatan juga berencana menambah titik sirine di dua lokasi baru pada tahun depan, berdasarkan data pergerakan penduduk dan hasil evaluasi DESTANA ini.

Lebih dari sekadar uji fungsi, rangkaian kegiatan ini merupakan bentuk konkret dari drill kesiapsiagaan multi-pihak yang meninggikan budaya sadar bencana. Ia mengingatkan bahwa di tengah dinamika pembangunan, kemewahan kewaspadaan tidak boleh dikurangi, karena alam memiliki waktunya sendiri, dan kesiapan adalah satu-satunya bahasa yang dapat meresponsnya dengan hormat.

Sumber: Humas BPBD Lampung Selatan

Call Center BPBD Lampung Selatan
Hubungi kami untuk pelaporan atau informasi keadaan darurat kebencanaan
MATURIDI, S.H
Plt. Kepala Pelaksana 085269079984
ERWAN FATRIANSYAH, S.E., M.M
Kabid Pencegahan & Kesiapsiagaan 081369644442
NURMA SURI, SE
Plt. Kabid Kedaruratan & Logistik 082358924600
WAHYUDI PRAMONO, S.T., M.T
Kabid Rehabilitasi & Rekonstruksi 081373040622