Antisipasi Megathrust, BPBD Lampung Selatan Perkuat Kesiapsiagaan dari Desa hingga Perkotaan

LAMPUNG SELATAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan mengintensifkan pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan bencana, menyikapi potensi ancaman gempa megathrust di sejumlah zona aktif Indonesia. Kesiapsiagaan tidak hanya ditingkatkan di wilayah pedesaan, tetapi juga menjangkau kawasan perkotaan, mencakup perkantoran, sekolah, dan kampus.

Kegiatan ini berfokus pada pelatihan respons cepat terhadap guncangan gempa kuat. Pelatihan rutin tersebut difokuskan pada cara merespons dini ketika terjadi guncangan gempa kuat, meliputi teknik perlindungan diri, evakuasi mandiri, dan pemahaman terhadap jalur evakuasi.

"Selain pelatihan di desa, BPBD juga melakukan simulasi kesiapsiagaan di kawasan perkotaan, seperti perkantoran, sekolah, dan kampus. Latihan rutin ini difokuskan pada cara merespons dini ketika terjadi guncangan gempa kuat," jelas perwakilan BPBD.

Lebih lanjut diungkapkan bahwa sudah beberapa kali dilakukan edukasi dan simulasi berskala kecil untuk melatih mahasiswa, pelajar, dan pegawai dalam merespons situasi darurat saat terjadi bencana. Pelatihan ini menjadi bagian dari program berkelanjutan untuk membangun budaya siaga bencana di semua lapisan masyarakat.

Zona Megathrust dan Potensi Tsunami di Selat Sunda

Berdasarkan kajian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah yang berpotensi terdampak tsunami akibat skenario gempa megathrust di Zona Selat Sunda meliputi lima daerah di Lampung, yaitu Lampung Selatan, Pesawaran, Bandar Lampung, Tanggamus, dan Pesisir Barat. Kelima wilayah ini menjadi prioritas dalam penyusunan jalur evakuasi dan strategi mitigasi risiko.

Kajian tersebut menunjukkan bahwa kawasan pesisir di provinsi Lampung memerlukan perhatian khusus mengingat posisinya yang berhadapan langsung dengan Zona Megathrust Selat Sunda yang memiliki estimasi kekuatan maksimum mencapai 8,8 magnitudo.

BMKG Catat 16 Zona Megathrust di Indonesia

Data dari Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG yang dikepalai oleh Daryono mencatat setidaknya 16 zona megathrust di Indonesia. Dua di antaranya berpotensi terjadi gempa lantaran berstatus aktif tektonik tapi belum mengalami gempa besar dalam waktu lama.

Sejak 2008, BMKG telah beralih menggunakan satuan magnitudo (M) menggantikan Satuan Richter (SR). Beberapa zona megathrust utama dengan estimasi kekuatan maksimum antara lain Zona Megathrust Aceh-Andaman (M 9,2) yang terkait dengan gempa dan tsunami dahsyat tahun 2004, Zona Selat Sunda - Banten (M 8,8), Zona Jawa Barat (M 8,8) yang berkaitan dengan gempa Pangandaran 2006, serta Zona Enggano (M 8,8) yang berdekatan dengan wilayah Bengkulu.

Gempa megathrust merupakan jenis gempa besar yang terjadi di zona subduksi, saat lempeng samudra menekan dan menyusup ke bawah lempeng benua. Pelepasan energi yang terakumulasi secara tiba-tiba inilah yang berpotensi memicu tsunami skala besar. Fenomena ini menjadi perhatian serius mengingat Indonesia merupakan wilayah yang dikelilingi oleh ring of fire atau cincin api pasifik.

Dengan pemahaman terhadap potensi risiko dan pelatihan kesiapsiagaan yang konsisten, diharapkan dapat meminimalkan korban jiwa dan kerugian material jika bencana terjadi di masa mendatang. Komitmen untuk terus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana menjadi kunci penting dalam membangun ketangguhan bangsa.

Sumber/Kontak: Humas BPBD Lamsel | BMKG - 082358924600